MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN TEKNOLOGI SEREALIA
ASAL
– USUL PENYEBARAN JAGUNG
KELOMPOK 1
MAULIDDIN
SALEH : 08320140033
RIVALDI : 08320140035
FIRDAUS : 08320140031
FARMAN :
08320140034
ACHMAD MUBARACK :
08320140011
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan
kehadirat allah swt karena
kesempatan kali kita
masih di beri
kesehatan dan kesempatan
dapat menyelesaikan tugas
sebagai mana tanggung
jawab kami selaku
mahasiswa “ASAL – USUL
PENYEBARAN JAGUNG”.
Salam
dan shalawat atas
junjungan Nabi Muhammad
Saw karena beliau
yang membawa kami
dari alam kebodohan
menuju alam kepintaran.
Semog a makalah yang
kami buat kali ini
dapat bermanfaat bagi
kita semua dan
apabila ada kekurangan
dari penulisan kami
mohon di koreksi
sebagai pengembangan tugas
selanjutnya.
Demikianlah yang
dapat kami sampaikan lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan wabillahi taufik
walhidaya
assalamualaikum wr.wb
Makassaar , 10 november 2015
kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jagung
(Zea
mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai
pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam
sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena),
dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan
tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi.
1.2 Rumusan Masalah
Mengetahui lebih
dalam tentang asal muasal
jagung, Penybaran jagung,
Nutrisi yang terkandung
dalam jagung yang
berkaitan dengan judul
asal-usul penyebaran jagung.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. ASAL - USUL
TANAMAN JAGUNG
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan
arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko
bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun
yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000
tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000
tahun yang lalu. Kajian filogenetik
menunjukkan bahwa jagung
budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte
(Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung
paling tidak 7.000 tahun oleh
penduduk asli setempat,
masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah
teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus
Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan
satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam.
Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami
maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Tanaman
jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal ini ditandai
oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coix spp) dengan famili Aropogoneae. Kedua spesies ini mempunyai lima pasang
kromosom. Namun teori ini tidak
mendapat banyak dukungan.
Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean
Peru, Bolivia, dan kuador. Hal ini dukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal
dari Amerika Selatan dan jagung Andean mempunyai keragaman genetik yang luas teutama
di daratan tinggi peru. kelemahan teori inia adalah ditemukannya kerabat liar
seperti teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf seorang ahli biologi
evolusi yang menghususkan perhatian pada tanamn jagung menampik hipotesis ini.
Banyak
ilmuwan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena jagung dan spesies
liar jagung teosinte sejak lama ditemukan di daerah tersebut, dan masih ada di
habitat asli hingga sekarang. Ini juga mendukung ditemukannya fosil tepung sari
dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies mempunyai keragaman genetic
yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang tanaman jagung. Jagung telah
dibudidayakan di Amerika Tengah mecsiko bagian selatan sekitar 8000 – 10.000
tahun yang lalu.dari penggalian di temukan jagung berukuran kecil, yang
diperkirakan usianya mencapai sekitar 7000 tahun. Menurut pendapat beberapa
ahli botani teosinte Zea mays spp. sebagai nenek moyang tanaman jagung merupakan
tumbuhan liar yang berasal dari lembah sungai Balsas. Lembah di meksiko
selatan. Bukti genetik antropologi arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal
jagung adalah di Amerika Selatan daerah ini jagung tersebar dan di tanam di
seluruh dunia.
B. PENYEBARAN TANAMAN JAGUNG
Berdasarkan
bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal tanaman
jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan), kemudian dibawa ke
Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7.000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Sejak
1.000 tahun yang lalu, petani di Meksiko telah menyeleksi tanaman jagung,
termasuk memilih tongkol yang besar untuk ditanam pada musim berikutnya.
Seleksi tongkol yang besar ini digunakan untuk memelihara kemurnian jagung yang
diinginkan. Di dataran tinggi Meksiko yang dikenal sebagai pusat jagung
terdapat suatu upacara keagamaan setelah panen, para petani membawa tongkol
jagung. Petani yang membawa tongkol jagung yang paling besar dan terbaik diberi
penghargaan dan paling dihormati dalam upacara ini. Dari Meksiko dan Amerika
Tengah, jagung tersebar ke Amerika Latin, Karibia, dan Amerika Utara, yang dikembangkan
oleh orang Indian. Colombus menemukan
jagung di Kuba pada tahun 1492 dan membawanya ke Spanyol untuk dikembangkan.
Colombus juga kemungkinan membawa biji jagung Carribean tipe mutiara ke Spanyol
pada tahun 1493. Kemudian penjelajah dari Eropa Selatan membawa jagung ke Eropa
Barat dan pada akhir tahun 1500an, jagung sudah ditanam di hampir seluruh Eropa
seperti Italia dan Perancis bagian selatan. Di Eropa, kira-kira selama 100
tahun pada abad XVI, jagung banyak dikonsumsi sebagai sayur dan merupakan
tanaman komersial. Sekitar awal tahun 1500an, pedagang Portugis membawa jagung
ke Afrika. Awalnya jagung tidak mendapat perhatian, baru pada tahun 1700an
menjadi tanaman yang populer di Afrika Barat dan Tengah, khususnya di Kongo,
Benin, dan Nigeria bagian barat. Pedagang Portugis dan pedagang Arab dari
Zanzibar membawa jagung ke Asia Selatan melalui darat dan laut pada awal tahun
1500an, kemudian memperkenalkan jagung di pesisir pantai India bagian barat dan
Pakistan bagian barat laut. Para pedagang juga memperkenalkan jagung di daerah
pegunungan Himalaya. Anderson (1945) serta Stonor dan Anderson (1949) mengklaim
bahwa Himalaya merupakan pusat kedua asal tanaman jagung. Beberapa bentuk
tanaman jagung ditemukan di daerah Sikkim dan Bhuton Himalaya dan tidak
ditemukan di tempat lain, seperti jagung tradisional Sikkim. Jagung mulai
berkembang di Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1500an dan pada awal tahun
1600an, yang berkembang menjadi tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia,
Filipina, dan Thailand. Ada menyebar ke Korea dan Jepang. Suto dan Yoshida
(1956) melaporkan jagung diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1580an oleh
Pelaut Portugis. Kurang dari 300 tahun sejak 1.500 M, tanaman jagung telah
tersebar di seluruh dunia dan menjadi bahan makanan penting bagi kebanyakan
penduduk di berbagai negara di dunia (Dowswell et al. 1996).
C. KANDUNGAN NUTRISI JAGUNG
Tak hanya
kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks, dan sejumlah zat gizi
lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi, magnesium, fosfor,
omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Untuk
mendapatkan kandungan serat dari jagung, Anda harus mengkonsumsi jagung utuh,
bukan jagung olahan
Kandungan nutrisi dalam 100gram jagung:
- Energi: 129 kal
- Protein: 4,1 g
- Lemak: 1,3 g
- Karbohidrat: 30,3 g
- Serat: 2,9 g
- Kalsium: 5 g
- Fosfor: 108 mg
- Zat Besi: 1,1 mg
- Vitamin A: 117 IU
- Vitamin B1: 0,18 mg
- Vitamin C: 9 mg
- Air: 63,5 g
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung
paling tidak 7.000 tahun oleh
penduduk asli setempat,
masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah
teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus
Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan
satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam.
Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami
maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat
kompleks, dan sejumlah zat gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten,
kalium, zat besi, magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat
membantu menurunkan kolesterol.
DAFTAR PUSTAKA
Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato Production
under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay.
1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gardner, dkk.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Hanum,
Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar